PENGERTIAN PENGELOLAAN KELAS
Compiled by Husnun Naim
Ada lima definisi tentang pengelolaan
kelas.
Definisi
pertama, memandang bahwa pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol
tingkah laku siswa. Pandangan ini bersifat otoritatif. Dalam kaitan ini tugas
guru ialah menciptakan dan memelihara ketertiban suasana kelas. Penggunaan
disiplin amat diutamakan. Menurut pandangan ini istilah pengelolaan kelas dan
disiplin kelas dipakai sebagai sinonim. Secara lebih khusus, definisi pertama
ini dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk
menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas.
Definisi
kedua bertolak belakang dengan definisi pertama diatas, yaitu yang didasarkan
atas pandangan yang bersifat permisif. Pandangan ini menekankan bahwa tugas guru
ialah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu
siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya. Berbuat
sebaliknya berarti guru menghambat atau menghalangi perkembangan anak secara
alamiah. Dengan demikian, definisi kedua dapat berbunyi: pengelolaan kelas
ialah seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa. Meskipun
kedua pandangan diatas, pandangan otortatif dan permisif, mempunyai sejumlah
pengikut, namun keduanya dianggap kurang efektif bahkan kurang
bertanggungjawab. Pandangan otoritatif adalah kurang manusiawi sedangkan
pandangan permisif kurang realistik.
Definisi
ketiga didasarkan pada prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral
modification). Dalam kaitan ini pengelolaan kelas dipandang sebagai proses
pengubahan tingkah laku siswa. Peranan guru ialah mengembangkan dan mengurangi
atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Secara singkat, guru
membantu siswa dalam mempelajari tingkah laku yang tepat melalui penerapan
prinsip-prinsip yang diambil dari teori penguatan (reinforcement). Definisi
yang didasarkan pada pandangan ini dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah
seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang
diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
Definisi
keempat memandang pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim
sosio-emosional yang positif didalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran
dasar bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas
yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini
guru memegang peranan kunci. Dengan demikian peranan guru ialah mengembangkan
iklim sosio-emosional kelas yang positif melalui pertumbuhan hubungan
interpersonal yang sehat. Dalam kaitan ini definisi keempat dapat berbunyi:
pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan
interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.
Definisi
kelima bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan proses
kelompok (group process) sebagai intinya. Dalam kaitan ini dipakailah anggapan
dasar bahwa pengajaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok.
Dengan demikian, kehidupan kelas sebagai kelompok dipandang mempunyai pengaruh
yang amat berarti terhadap kegiatan belajar, meskipun belajar dianggap sebagai
proses individual. Peranan guru ialah mendorong berkembangnya dan
berprestasinya sistem kelas yang efektif. Definisi kelima dapat berbunyi:
pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan
mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
Ketiga
definisi yang terakhir tersebut diatas masing-masing bertitik tolak dari dasar
pandangan yang berbeda. Manakah yang terbaik diantara ketiga definisi itu? Dari
ketiga pandangan itu tidak satupun pernah dibuktikan sebagai pandangan yang
terbaik. Oleh karena itu adalah bermanfaat apabila guru mampu membentuk suatu
pandangan yang bersifat pluralistic, yaitu pandangan tersebut. Perlu dicatat
bahwa pandangan pluralistic yang merangkum tiga dasar pandangan itu (pandangan
tentang pengubahan tingkah laku, iklim sosio-emosional, dan proses kelompok)
tidak mungkin merangkum juga pandangan yang bersifat otoritatif dan permisif.
Pandangan yang otoritatif dan permisif itu justru dapat berlawanan dengan
pandangan pluralistic yang dimaksud.
Definisi yang
pluralistic itu dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan
untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau
meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan
interpersonal dan iklim sosio-emosional yang positif, serta mengembangkan dan
mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan produktif.
Guru-guru
perlu memahami dan memegang salah satu definisi tersebut diatas yang akan
menjadi pedoman bagi tingkah laku dan kegiatan guru didalam kelas dalam rangka
mengelola kelasnya. Definisi yang lebih tepat bagi guru-guru kiranya adalah
definisi yang bersifat pluralistic.
SUMBER BACAAN
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
1982. Buku II: Modul Pengelolaan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan
Institusi Pendidikan Tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar