Welcome To Our English Conversation Club SMA Negeri 1 Sekaran Lamongan

Senin, 09 Januari 2012

ujian nasional 2011/12 dan info lain

Tentang Ujian Nasional 2012 [ Permendikbud No. 59 Tahun 2011, POS, dan Kisi-Kisi ]
22 Desember 2011 oleh naneyan

Suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju, pada tahun pelajaran 2011-2012 Ujian Nasional akan tetap dilaksanakan. Pemerintah melalui Kemendikbud telah mengeluarkan peraturan terbaru tentang Ujian Nasional 2012 yang dituangkan dalam PERMENDIKBUD Nomor 59 Tahun 2011 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional.
Badan Standar Nasional Pendidikan selaku penyelenggara Ujian Nasional telah menerbitkan Peraturan Nomor: 0012/P/BSNP/XII/2011 tentang Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, dan Sekolah Dasar Luar Biasa Tahun Pelajaran 2011/2012 dan Peraturan Nomor: 013/P/BSNP/XII/2011 tentang Kisi-Kisi Ujian Nasional untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun Pelajaran 2011/2012.
Sementara itu, untuk mengedukasi semua pihak yang berkepentingan dengan Ujian Nasional, Kemendikbud dan BNSP telah bekerja sama menerbitkan Buku Tanya Jawab tentang Ujian Nasional dan Materi Presentasi Sosialisasi Ujian Nasional 2012.
Semua materi tersebut dapat diunduh melalui tautan ini:
PERMENDIKBUD Nomor 59 Tahun 2011, Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional, Kisi-Kisi Ujian Nasional, Buku Tanya Jawab tentang Ujian Nasional dan Materi Presentasi Sosialisasi Ujian Nasional 2012.
Saya berharap semoga pelaksanaan Ujian Nasional 2012 ini dapat berjalan sukses tanpa banyak ekses. Prestasi siswa semakin meningkat, dan kejujuran pun semakin lebih baik.
Mari kita rapatkan barisan untuk pendidikan yang lebih baik!
Ditulis dalam Uncategorized | Bertanda 2012, kls IX, ujian, UN 2012, XII | Tinggalkan sebuah Komentar »
Visualisasi Gerhana Bulan Total 10 Desember 2011
10 Desember 2011 oleh naneyan
Gerhana Bulan pada tanggal 10 Desember 2011 terjadi mulai jam 19.46 WIB s.d 23.58
untuk visualisasinya dapat anda klik pada link berikut :
pada saat terjadi gerhana kita disunnahkan untuk melakukan sholat gerhana dan juga akhiri dengan khutbah berikut dasar-dasarnya :
قَالَ الرَّافِعِيّ: وَأما فِي خُسُوف الْقَمَر فقد رُوي عَن الْحسن البصرى قَالَ: «خسف الْقَمَر وَابْن عَبَّاس بِالْبَصْرَةِ، فَصَلى بِنَا رَكْعَتَيْنِ، فِي كل رَكْعَة رَكْعَتَانِ، فَلَمَّا فرغ ركب وخطبنا وَقَالَ: صليت بكم كَمَا رَأَيْت رَسُول الله – صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسلم – يُصَلِّي بِنَا» .
هُوَ كَمَا قَالَ؛ فقد رَوَاهُ الشَّافِعِي: عَن إِبْرَاهِيم (بن) مُحَمَّد، حَدثنِي عبد الله بن أبي بكر بن مُحَمَّد بن عَمْرو بن حزم، عَن الْحسن، (عَن) ابْن عَبَّاس «أَن الْقَمَر كسف وَابْن عَبَّاس بِالْبَصْرَةِ، فَخرج ابْن عَبَّاس فَصَلى بِنَا رَكْعَتَيْنِ، فِي كل رَكْعَة [رَكْعَتَانِ] ، ثمَّ ركب فَخَطَبنَا فَقَالَ: إِنَّمَا صليت كَمَا رَأَيْت رَسُول الله – صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسلم – يُصَلِّي. وَقَالَ: إِن الشَّمْس وَالْقَمَر آيتان من آيَات الله، لَا يخسفان لمَوْت أحد وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذا رَأَيْتُمْ شَيْئا مِنْهَا خاسفًا فَلْيَكُن فزعكم إِلَى الله – عَزَّ وَجَلَّ» . وَإِبْرَاهِيم هَذَا قد علمت (حَاله) فِي أول الْكتاب فِي حَدِيث المشمس، كَمَا سلف التَّنْبِيه
- (7) – قَوْلُهُ: يُسْتَحَبُّ الْجَمَاعَةُ فِي الْكُسُوفَيْنِ. أَمَّا «كُسُوفُ الشَّمْسِ: فَقَدْ اُشْتُهِرَ إقَامَتُهَا بِالْجَمَاعَةِ مِنْ فِعْلِ رَسُولِ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَكَانَ يُنَادَى لَهَا الصَّلَاةُ جَامِعَةٌ» .
وَأَمَّا خُسُوفُ الْقَمَرِ: فَقَدْ رُوِيَ «عَنْ الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ قَالَ: خُسِفَ الْقَمَرُ وَابْنُ عَبَّاسٍ بِالْبَصْرَةِ، فَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ رَكْعَتَانِ، فَلَمَّا فَرَغَ خَطَبَنَا وَقَالَ: صَلَّيْت بِكُمْ كَمَا رَأَيْت رَسُولَ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يُصَلِّي بِنَا» . انْتَهَى.
أَمَّا الْأَوَّلُ: فَفِي الصَّحِيحَيْنِ عَنْ جَمَاعَةٍ: «أَنَّهُ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – صَلَّى فِي كُسُوفِ الشَّمْسِ بِالْجَمَاعَةِ» . وَأَمَّا النِّدَاءُ لَهَا فَفِيهِمَا عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «خَسَفَتْ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – فَبَعَثَ مُنَادِيًا يُنَادِي الصَّلَاةُ جَامِعَةٌ» . الْحَدِيثَ.
Semoga bermanfaat
Ditulis dalam Agama, Falakiyah, Umum | Bertanda astronomi, bulan, gerhana, total, visualisasi | Tinggalkan sebuah Komentar »
Gerhana
8 Desember 2011 oleh naneyan
A. GERHANA DALAM ILMU FALAK
Artikel asal oleh: Ferry M Simatupang
Disesuai & sajikan Oleh : Muzakkin (RHI Kordinator Lamongan)
di sebarkan oleh : Nane ‘Yans Rahardjo

Dauroh Ilmu Falak VI
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Sabtu, 11 Juni 2011

هواللذى جعل الشمس ضياء والقمر نورا وقدره منازل لتعلموا عدد السنين والحساب ما خلق الله ذلك إلا بالحق يفصل الأيات لقوم يعقلون

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan haq. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS Yunus : 5)



I. Gerhana Matahari


1. Macam-macam Gerhana Matahari

Berdasarkan penampakannya saat puncak gerhana, gerhana matahari dapat dibedakan menjadi:

1. Gerhana matahari total
2. Gerhana matahari cincin
3. Gerhana matahari cincin-total (gerhana matahari hibrid)
4. Gerhana matahari sebagian

1. Gerhana Matahari Total
Pada gerhana matahari total, seluruh piringan matahari tertutup oleh piringan bulan. Saat gerhana matahari total ini, ukuran piringan bulan sama besar atau lebih besar dari piringan matahari.

2. Gerhana Matahari Cincin
Pada gerhana matahari cincin, ujung umbra tidak mencapai permukaan Bumi. Hanya perpanjangan umbra saja (yang disebut antumbra atau anti umbra) yang mencapai permukaan Bumi. Meski seluruh piringan bulan berada di depan piringan matahari, tetapi ukurannya lebih kecil dari piringan matahari, akibatnya tidak seluruh piringan matahari tertutupi. Bagian pinggiran piringan matahari yang tidak tertutupi piringan bulan tersebut masih bercahaya, sementara bagian tengahnya gelap tertutup piringan bulan. Karena itu gerhana ini dinamakan gerhana matahari cincin.

3. Gerhana Matahari Cincin-Total (Gerhana Matahari Hibrid)
Gerhana matahari cincin – total adalah gerhana matahari yang jarang terjadi. Pada gerhana matahari jenis ini, di sebagian tempat di muka Bumi, yang teramati adalah gerhana matahari cincin, sedangkan di tempat lain gerhana matahari total. Hal ini bisa terjadi karena pada saat puncak gerhana, puncak kerucut umbra Bulan berada (hampir) tepat di permukaan Bumi, dan pada lokasi ini akan teramati gerhana matahari total. Sedangkan daerah yang berada di timur dan di barat lokasi tadi, bayangan gelap yang jatuh di permukaan Bumi bukanlah umbra, melainkan perpanjangan umbra (antumbra), sehingga untuk fase total pada lokasi ini yang teramati adalah gerhana matahari cincin.

4. Gerhana Matahari Sebagian
Pada gerhana matahari sebagian, saat puncak gerhana terjadi, tidak seluruh piringan bulan menutupi piringan matahari dan tidak seluruh piringan bulan berada di depan piringan matahari.

Selain empat macam gerhana di atas, dikenal juga istilah gerhana sentral dan gerhana non-sentral. Gerhana sentral adalah gerhana yang terjadi dengan garis penghubung Matahari-Bulan berpotongan dengan permukaan Bumi. Jika garis hubung tersebut tidak memotong permukaan Bumi, gerhana tersebut dinamakan gerhana non-sentral. Gerhana matahari total, gerhana matahari cincin, dan gerhana cincin-total termasuk gerhana sentral. Sedangkan gerhana matahari sebagian, ada yang sentral ada yang tidak. (Mengapa?)


2. Waktu-waktu Kontak dan Fase-fase Gerhana Matahari

Momen terjadinya gerhana matahari berdasarkan urutan terjadinya:
Kontak I
Kontak I adalah saat piringan bulan dan piringan matahari mulai bersinggungan. Kontak I ini menandai dimulainya peristiwa gerhana.

Kontak II
Kontak II adalah saat pertama seluruh piringan matahari tertutup oleh piringan bulan (untuk peristiwa gerhana matahari total), atau saat seluruh piringan bulan seluruhnya berada ‘di dalam’ piringan matahari (untuk peristiwa gerhana matahari cincin). Kontak II ini menandai dimulainya fase total (untuk gerhana matahari total), atau fase cincin (untuk gerhana matahari cincin)

Puncak gerhana
Puncak gerhana adalah saat jarak antara pusat piringan Bulan dan pusat piringan Matahari mencapai minimum.

Kontak III
Kontak III adalah kebalikan Kontak II. Kontak III ini adalah saat piringan matahari mulai keluar dari belakang piringan bulan (untuk peristiwa gerhana matahari total), atau saat piringan bulan mulai meninggalkan piringan matahari (untuk peristiwa gerhana matahari cincin). Interval antara Kontak II dan kontak III adalah panjangnya fase gerhana matahari total. Pada gerhana matahari sebagian, fase Kontak II dan Kontak III ini tidak kita amati.

Kontak IV
Kontak IV adalah saat piringan matahari dan piringan bulan bersinggungan ketika piringan bulan meninggalkan piringan matahari. Kontak IV ini adalah kebalikan dari Kontak I, dan menandai berakhirnya peristiwa gerhana secara keseluruhan. Interval antara Kontak I dan Kontak IV adalah panjangnya peristiwa gerhana matahari.

Berdasarkan waktu-waktu kontak ini, peristiwa gerhana matahari melalui fase-fase:
• fase gerhana sebagian: selang antara kontak I dan kontak II, dan antara kontak III dan kontak IV
• fase gerhana total atau fase gerhana cincin (tergantung gerhana matahari total atau cincin): selang antara kontak II dan kontak III

Fase gerhana matahari mana saja yang diamati saat terjadinya sebuah gerhana matahari, bergantung pada jenis gerhana matahari dan dari mana kita mengamati. Secara prinsip:
• pada gerhana matahari total: terjadi fase gerhana sebagian dan fase gerhana total
• pada gerhana matahari cincin: terjadi fase gerhana sebagian dan fase gerhana cincin
• pada gerhana matahari sebagian: hanya terjadi fase gerhana sebagian.

Namun dalam pengamatannya, pengamat di daerah yang berbeda akan mengamati waktu kontak yang berbeda, dan karenanya akan mengamati fase gerhana yang berbeda pula. Ini tergantung pada posisi pengamat relatif terhadap jalur yang dilalui umbra/penumbra Bulan. Karena itu, untuk melakukan pengamatan gerhana matahari, perlu perencanaan dan pemilihan lokasi pengamatan.


II. Gerhana Bulan

Pada peristiwa gerhana bulan, kita mengenal empat macam gerhana, yaitu: gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, gerhana bulan penumbral total, dan gerhana bulan sebagian penumbral. Perbedaan jenis-jenis gerhana bulan tersebut terletak pada bayangan Bumi mana yang jatuh ke permukaan Bulan saat fase maksimum gerhana terjadi.




1. Macam-macam Gerhana Bulan
Berdasarkan keadaan saat fase puncak gerhana, gerhana bulan dapat dibedakan menjadi:

1. Gerhana Bulan Total
Jika saat fase gerhana maksimum keseluruhan Bulan masuk ke dalam bayangan inti / umbra Bumi, maka gerhana tersebut dinamakan gerhana bulan total. Gerhana bulan total ini maksimum durasinya bisa mencapai lebih dari 1 jam 47 menit.

2. Gerhana Bulan Sebagian
Jika hanya sebagian Bulan saja yang masuk ke daerah umbra Bumi, dan sebagian lagi berada dalam bayangan tambahan / penumbra Bumi pada saat fase maksimumnya, maka gerhana tersebut dinamakan gerhana bulan sebagian.

3. Gerhana Bulan Penumbral Total
Pada gerhana bulan jenis ke- 3 ini, seluruh Bulan masuk ke dalam penumbra pada saat fase maksimumnya. Tetapi tidak ada bagian Bulan yang masuk ke umbra atau tidak tertutupi oleh penumbra. Pada kasus seperti ini, gerhana bulannya kita namakan gerhana bulan penumbral total.

4. Gerhana Bulan Penumbral Sebagian
Dan gerhana bulan jenis terakhir ini, jika hanya sebagian saja dari Bulan yang memasuki penumbra, maka gerhana bulan tersebut dinamakan gerhana bulan penumbral sebagian. Gerhana bulan penumbral biasanya tidak terlalu menarik bagi pengamat. Karena pada gerhana bulan jenis ini, penampakan gerhana hampir-hampir tidak bisa dibedakan dengan saat bulan purnama biasa.


2. Waktu-waktu Kontak dan Fase-fase Gerhana Bulan

Momen terjadinya gerhana Bulan diurut berdasarkan urutan terjadinya, yaitu: P1, P2, U1, U2, Puncak gerhana, U3, U4, P3, dam P4.
P1 : P1 adalah kontak I penumbra, yaitu saat piringan Bulan bersinggungan luar dengan penumbra Bumi. P1 menandai dimulainya gerhana bulan secara keseluruhan.
P2 :P2 adalah kontak II penumbra, yaitu saat piringan Bulan bersinggungan dalam dengan penumbra Bumi. Saat P2 terjadi, seluruh piringan Bulan berada di dalam piringan penumbra Bumi.
U1 :U1 adalah kontak I umbra, yaitu saat piringan Bulan bersinggungan luar dengan umbra Bumi.
U2 :U2 adalah kontak II umbra, yaitu saat piringan Bulan bersinggungan dalam dengan umbra Bumi. U2 ini menandai dimulainya fase total dari gerhana bulan.

Puncak Gerhana : Puncak gerhana adalah saat jarak pusat piringan Bulan dengan pusat umbra / penumbra mencapai minimum.
U3 : U3 adalah kontak III umbra, yaitu saat piringan Bulan kembali bersinggungan dalam dengan umbra Bumi, ketika piringan Bulan tepat mulai akan meninggalkan umbra Bumi. U3 ini menandai berakhirnya fase total dari gerhana bulan.
U4 : U4 adalah kontak IV umbra, yaitu saat piringan Bulan kembali bersinggungan luar dengan umbra Bumi.
P3 : P3 adalah kontak III penumbra, yaitu saat piringan Bulan kembali bersinggungan dalam dengan penumbra Bumi. P3 adalah kebalikan dari P2.
P4 : P4 adalah kontak IV penumbra, yaitu saat piringan Bulan kembali bersinggungan luar dengan penumbra Bumi. P4 adalah kebalikan dari P1, dan menandai berakhirnya peristiwa gerhana bulan secara keseluruhan.

Berdasarkan waktu-waktu kontak ini, peristiwa gerhana bulan melalui fase-fase:
• fase gerhana penumbral: selang antara P1-U1, dan antara U4-P4
• fase gerhana umbral: selang antara U1-U4
• fase total: selang antara U2-U3


Tidak keseluruhan kontak dan fase akan terjadi saat gerhana bulan. Jenis gerhana bulan menentukan kontak-kontak dan fase gerhana mana saja yang akan terjadi. Misalnya saat gerhana bulan total, keseluruhan kontak dan fase akan dilalui. Untuk gerhana bulan sebagian, karena tidak keseluruhan Bulan masuk dalam umbra Bumi, maka U2 dan U3 tidak akan terjadi, sehingga fase total tidak akan diamati. Untuk gerhana penumbral total, karena Bulan tidak menyentuh umbra Bumi, maka U1, U2, U3, dan U4 tidak akan terjadi, karena itu fase gerhana umbral tidak akan diamati. Sedangkan pada gerhana penumbral sebagian, hanya P1 dan P4 saja yang akan terjadi.

Berbeda dengan gerhana matahari, pada gerhana bulan, waktu-waktu kontak dan saat terjadinya suatu fase gerhana, tidak dipengaruhi oleh lokasi pengamat. Semua pengamat yang berada di belahan Bumi yang mengalami gerhana akan mengamati waktu-waktu kontak (umbra dan penumbra) pada saat yang bersamaan.


Referensi:
1. Ferry M Simatupang, Serba Serbi Tentang Gerhana, http://www.rukyatulhilal.org
2. Jean Meeus, Astronomical Algorithms, Willmann-Bell, Inc., 1991

B. GERHANA DALAM ILMU HISAB

Artikel asal oleh: Ferry M Simatupang
Disesuai & sajikan Oleh : Muzakkin (RHI Kordinator Lamongan)

Dauroh Ilmu Falak VI
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Sabtu, 11 Juni 2011


Untuk mengetahui kapan akan atau sudah terjadi peristiwa gerhana Bulan atau Matahari, di kalangan pelaku Hisab Falak di Indonesia telah dikenal berbagai macam metode perhitungan. Ada yang mengelompokkannya menjadi beberapa kategori perhitungan atau hisab, yaitu : 1. Hisab Taqribi, 2. Hisab Tahqiqi, dan Hisab Kontemporer.
Kementerian Agama menggunakan dan mengembangkan hisab Kontemporer dengan bahan bakunya kitab Ephemeris Hisab & Rukyat yang diterbitkan setiap tahun. Adapun hisab Taqribi sekalipun dianggap kurang teliti tetapi masih digunakan secara luas di banyak pesantren di Indonesia karena perhitungannya sederhana dan bukunya mudah didapat. Hal itu berbeda dengan Tahqiqi dan Kontemporer, karena selain perhitungannya mereka anggap lebih memusingkan kepala juga bukunya sulit diperoleh.
Dalam kesempatan ini kita coba lakukan perhitungan gerhana menggunakan metode yang dikembangkan oleh Jean Meeus yang telah dipublikasikan oleh Bapak Feryy M Simatupang di web RHI. Dengan alat bantu kalkulator saku, apalagi dengan adanya perangkat lunak komputer kita akan sangat terbantu bisa menghitung kapan terjadinya gerhana bulan atau gerhana matahari dengan lebih mudah. Meskipun sudah banyak beredar software Falakiyah termasuk gerhana, tentunya akan lebih senang apabila kita bisa melakukan perhitungannya sendiri..


1. Gerhana Matahari

Langkah-langkah menghitung kapan terjadinya gerhana matahari:

a. Tentukan sebuah tanggal. Gerhana yang kita cari akan berpandukan tanggal ini. Hitung harga k untuk tanggal tersebut, dan tentukan harga k untuk tanggal calon gerhana.

k = (tahun-2000) * 12,3685

Rumus untuk mencari k di atas adalah rumus pendekatan. ‘Tahun‘ yang digunakan dalam rumus di atas adalah tanggal yang dinyatakan dalam tahun. Jadi misalnya tanggalnya adalah 1 Juli 2000, maka ‘tahun’ di atas diisi dengan 2000,5
Untuk gerhana matahari, k haruslah bilangan bulat (yang menunjukkan saat bulan baru). Untuk gerhana bulan, k harus bilangan bulat ditambah 0,5 (yang menunjukkan saat bulan purnama). Jadi calon gerhana berikutnya (setelah tanggal yang dipilih), memiliki harga k berupa bilangan bulat terdekat yang lebih besar dari harga k untuk tanggal pedoman kita. Calon gerhana sebelumnya memiliki harga k berupa bilangan bulat terdekat yang lebih kecil dari harga k untuk tanggal pedoman kita. Atau untuk permulaan, dengan menggunakan MS Excel kita bisa mengisi harga k dengan nilai berapapun dengan ketentuan di atas, nilainya harus bulat untuk gerhana matahari. Seperti misalnya 1, 2, 250, -58 dan seterusnya.

b. Hitung: JDE (Julian Day Ephemeris), M, M’, F, dan W

T = k/1236,85
JDE = 2.451.550,09765

+ 29,530588853 * k
+ 0,0001337 * T2
- 0,000000150 * T3
+ 0,00000000073 * T4

JDE adalah waktu terjadinya gerhana (yang ingin dicari) dinyatakan dalam julian day, dimana waktunya dinyatakan dalam waktu efemeris (ET) atau waktu dinamik (DT).


M = + 2,5534
+ 29,10535669 * k
- 0,0000218 * T2
- 0,00000011 * T3
M adalah anomali menengah Matahari.

M’ = + 201,5643

+ 385,81693528 * k
+ 0,0107438 * T2
+ 0,00001239 * T3
- 0,000000058 * T4
M’ adalah anomali menengah Bulan

F = + 160,7108


+ 390,67050274 * k
- 0,0016341 * T2
- 0,00000227 * T3
+ 0,000000011 * T4

F adalah argument latitud dari Bulan


W = + 124,7746
- 1,56375580 * k
+ 0,0020691 * T2
+ 0,00000215 * T3
W adalah longitud dari ascending node (titik tanjak naik) orbit Bulan

Jika nilai mutlak dari selisih F dengan kelipatan 180 terdekat:
• lebih dari 21°, maka tidak akan terjadi gerhana, dan perhitungan tidak perlu dilanjutkan.
• kurang dari 13,9°, maka dipastikan akan terjadi gerhana.
• kurang dari 21° dan lebih dari 13,9°, maka harus diuji lebih lanjut (lihat bagian akhir pada langkah di bawah).
Jika harga F berada di sekitar 0° atau 360°, maka gerhana terjadi disekitar titik tanjak naik (ascending node) Bulan. Sedangkan jika harga F berada di sekitar 180°, berarti di sekitar titik tanjak turun (decending node)

c. Jika terjadi gerhana, hitung: P, Q, g, dan u

E = 1 – 0,002516 * T – 0,0000074 * T2
F1 = F – 0,02665 * sin(W)
A1 = 299,77 + 0,107408 * k – 0,009173 * T2
P = + 0,2070 * E * sin(M)


+ 0,0024 * E * sin(2 * M)
- 0,0392 * sin(M’)
+ 0,0116 * sin(2 * M’)
- 0,0073 * E * sin(M’+M)
+ 0,0067 * E * sin(M’-M)
+ 0,0118 * sin(2 * F1)

Q = + 5,2207

- 0,0048 * E * cos(M)
+ 0,0020 * E * cos(2 * M)
- 0,3299 * cos(M’)
- 0,0060 * E * cos(M’+M)
+ 0,0041 * E * cos(M’-M)

W = |cos(F1)|
g = (P * cos(F1) + Q * sin(F1)) * (1-0,0048 * W)
u = + 0,0059


+ 0,0046 * E * cos(M)
- 0,0182 * cos(M’)
+ 0,0004 * cos(2 * M’)
- 0,0005 * cos(M+M’)

u + 0,5461 adalah radius penumbral Bulan pada bidang fundamental (fundamental plane), yaitu bidang yang melalui titik pusat Bumi dan tegak lurus dengan garis sumbu bayangan Bulan.

Pada gerhana Matahari simbul g menunjukkan jarak terdekat dari sumbu bayangan Bulan menuju pusat Bumi. Jika harga g > 0, maka gerhana dapat diamati dari belahan Bumi utara, jika g < 0, maka gerhana dapat diamati dari belahan Bumi selatan. Jika harga nilai absolut g: • kurang dari +0,9972 maka gerhananya adalah gerhana sentral o jika u o jika u>0,0047 maka gerhananya adalah gerhana cincin
o jika u antara 0 dan 0,0047 maka hitung w = 0,00464(1-g2)1/2 > 0. Jika u
• antara 0,9972 dan (1,5433+u) maka gerhananya tidak sentral, umumnya gerhana sebagian.
• antara 0,9972 dan 1,0260 sebagian kerucut bayangan menyentuh permukaan bumi (di daerah kutub), sementara sumbu bayangan tidak sampai menyentuh bumi.
• antara 0,9972 dan (0,9972+u) maka gerhananya tidak sentral total atau cincin.
• lebih dari 1,5433+u maka tidak terjadi gerhana

d. Hitung: waktu puncak gerhana, dan magnitud gerhana

Untuk menghitung kapan waktu puncak gerhana, hitung koreksi terhadap JDE sbb:

Koreksi_JDE = – 0,4075 * sin(M’)

+ 0,1721 * E * sin(M)
+ 0,0161 * sin(2 * M’)
- 0,0097 * sin(2 * F1)
+ 0,0073 * E * sin(M’-M)
- 0,0050 * E * sin(M’+M)
- 0,0023 * sin(M’-2 * F1)
+ 0,0021 * E * sin(2 * M)
+ 0,0012 * sin(M’+2 * F1)
+ 0,0006 * E * sin(2 * M’+M)
- 0,0004 * sin(3 * M’)
- 0,0003 * E * sin(M+2 * F1)
+ 0,0003 * sin(A1)
- 0,0002 * E * sin(M-2 * F1)
- 0,0002 * E * sin(2 * M’-M)
- 0,0002 * sin(Omega)

maka waktu puncak gerhana adalah:
Puncak_gerhana = JDE + Koreksi_JDE
Waktu puncak gerhana yang diperoleh di atas, adalah dalam TDT (Terrestrial Dynamical Time). Untuk menyatakan dalam UT:

UT = TDT – DT

Data DT diperoleh dari pengamatan. Untuk memperoleh harga DT buat prediksi gerhana yang akan datang, dilakukan dengan mengekstrapolasi data-data yang ada. Lebih lanjut tentang DT dapat dibaca misalnya di website Fred Espenak’s Eclipse Home Page (http://sunearth.gsfc.nasa.gov/eclipse/), lihat bagian: http://sunearth.gsfc.nasa.gov/eclipse/SEhelp/deltaT.html.

Magnitud gerhana dihitung dengan rumus:

Magnitud_gerhana = (1,5433 + u – |g|) / (0,5461 + 2 * u)

Magnitud gerhana adalah fraksi diameter Matahari yang tertutup pada saat maksimum gerhana. Jika gerhana total, magnitud gerhana akan lebih besar atau sama dengan 1,0. Jika magnitud gerhana kurang dari 1,0 maka gerhana tersebut adalah gerhana sebagian atau gerhana cincin. Untuk kasus gerhana matahari sebagian, magnitud gerhana yang dihitung dengan rumus di atas adalah magnitud gerhana yang diamati dari lokasi yang paling dekat dengan sumbu bayangan bulan.


2. Gerhana Bulan

Langkah-langkah menghitung kapan terjadinya gerhana bulan:

a. Tentukan sebuah tanggal. Gerhana yang kita cari akan berpandukan tanggal ini. Hitung harga k untuk tanggal tersebut, dan tentukan harga k untuk tanggal calon gerhana.

k = (tahun-2000) * 12,3685

Tentang k ini, lihat pada bagian Gerhana Matahari di atas. Untuk gerhana bulan, k adalah bilangan bulat ditambah 0,5 (yang menunjukkan saat bulan purnama). Jadi calon gerhana berikutnya (setelah tanggal yang dipilih), memiliki harga k berupa bilangan_bulat_ditambah_0,5 terdekat yang lebih besar dari harga k untuk tanggal pedoman kita. Calon gerhana sebelumnya memiliki harga k berupa bilangan_bulat_ditambah_0,5 terdekat yang lebih kecil dari harga k untuk tanggal pedoman kita.

b. Hitung: JDE (Julian Day Ephemeris), M, M’, F, dan W (sama seperti menghitung gerhana matahari)
Untuk mengatahui terjadi gerhana bulan atau tidaknya sama dengan ketentuan gerhana matahari di atas.

c. Jika terjadi gerhana, hitung: P, Q, g, dan u (sama seperti menghitung gerhana matahari)
Pada gerhana Bulan g menunjukan jarak terdekat dari pusat Bulan menuju sumbu bayangan Bumi. Jika harga g > 0, pusat Bulan melewati sumbu bayangan Bumi utara, jika g < 0, maka pusat Bulan melewati sumbu bayangan Bumi selatan. d. Hitung: waktu puncak gerhana, dan magnitud gerhana Untuk menghitung kapan waktu puncak gerhana Bulan, hitung koreksi terhadap JDE sbb: Koreksi_JDE = – 0,4065 * sin(M’) + 0,1727 * E * sin(M) + 0,0161 * sin(2 * M’) - 0,0097 * sin(2 * F1) + 0,0073 * E * sin(M’-M) - 0,0050 * E * sin(M’+M) - 0,0023 * sin(M’-2 * F1) + 0,0021 * E * sin(2 * M) + 0,0012 * sin(M’+2 * F1) + 0,0006 * E * sin(2 * M’+M) - 0,0004 * sin(3 * M’) - 0,0003 * E * sin(M+2 * F1) + 0,0003 * sin(A1) - 0,0002 * E * sin(M-2 * F1) - 0,0002 * E * sin(2 * M’-M) - 0,0002 * sin(Omega) maka waktu puncak gerhana adalah: Puncak_gerhana = JDE + Koreksi_JDE Sama seperti dalam perhitungan gerhana matahari di atas, waktu puncak gerhana yang diperoleh adalah dalam TDT (Terrestrial Dynamical Time). Rumus koreksi JDE untuk gerhana bulan di atas sedikit berbeda dengan untuk gerhana matahari. Perbedaannya terletak hanya pada koefisien pertama dan kedua. Untuk gerhana matahari: -0,4075 dan +0,1721, sedangkan untuk gerhana bulan: -0,4065 dan 0,1727. Magnitud gerhana Bulan dihitung dengan rumus: • Untuk gerhana penumbral: Magnitud_gerhana = (1,5573 + u – |g|) / (0,5450) • Untuk gerhana umbral Magnitud_gerhana = (1,0128 – u – |g|) / (0,5450) Bila harga magnitud (umbral atau penumbral) kurang dari 0 (dengan kata lain: negatif), berarti tidak terjadi gerhana (umbral atau penumbral). e. hitung: waktu-waktu kontak dengan umbra dan penumbra P = 1,0128 – u T = 0,4678 – u n = 0,5358 + 0,0400 cos (M’) H = 1,5573 + u Semi durasi : Fase_parsial = 60/n * (|P2 – g2|)0,5 (umbra) Fase_total = 60/n * (|T2 – g2|)0,5 (umbra) Fase_parsial_di_penumbra = 60/n * (|H2 – g2|)0,5 (pebumbra) Semi durasi yang dihitung di atas adalah dalam satuan menit. Maka: • Kontak 1 penumbra (P1) = Puncak_gerhana – Fase_parsial_di_penumbra • Kontak 1 umbra (U1) = Puncak_gerhana – Fase_parsial • Kontak 2 umbra (U2) = Puncak_gerhana – Fase_total Ini adalah saat dimulainya fase gerhana total • Kontak 3 umbra (U3) = Puncak_gerhana + Fase_total Ini adalah saat berakhirnya fase gerhana total • Kontak 4 umbra (U4) = Puncak_gerhana + Fase_parsial • Kontak 4 penumbra (P4) = Puncak_gerhana + Fase_parsial_di_penumbra 3. Contoh Kalkulasi 1. Tentukan kapan gerhana matahari pertama pada milenium ke-3! Milenium ke-3 dimulai tanggal 1 Januari 2001. Ini adalah tanggal panduan kita. Harga k untuk tanggal 1 Januari 2001 ini adalah: k = 12,37. Maka gerhana matahari berikutnya adalah gerhana matahari yang terjadi pada tanggal yang berasosiasi dengan harga k > 12 dan berupa bilangan bulat.

Untuk k = 13, 14, 15, 16, dan 17, tidak terjadi gerhana. (Mengapa?)
Untuk k = 18, terjadi gerhana matahari, dengan hasil perhitungan sbb:
• k = 18
• JDE = 2452081,6482
• M = 166,4498
• M’ = 306,2691
• W = 96,6270
• F = 352,7798
• F1 = 352,7534
• nilai mutlak selisih F dengan kelipatan 180 yang terdekat = 7,2202, dipastikan ada gerhana
• g = -0,5698
• u = -0,0093
• tipe gerhana: gerhana total (sentral)
• Puncak gerhana: 21 Juni 2001 jam 12:05:22 TD
• Magnitud = 1,8276
Data gerhana matahari dari website gerhana Fred Espenak (NASA) memberikan puncak gerhana: 21 Juni 2001 jam 12:04 UT



2. Tentukan kapan terjadi gerhana bulan dalam tahun 2011 !.
Selama tahun 2011 terjadi dua kali gerhana bulan, ketika harga k: 141,50 untuk tanggal 16 Juni 2011 WIB dan harga k:147,50 untuk tanggal 10 Desember 2011 WIB.
Dalam perhitungan ini kita ambil harga k = 141.50 Kalkulasi memberikan:
• k = 141,5.
• JDE = 2455728,6759745
• M = 160,9614
• M’ = 74,6608
• W = 263,5032
• F = 0,5869
• F1 = 0,6134
• nilai mutlak selisih F dengan kelipatan 180 yang terdekat = 0,5869 jelas ada gerhana
• g = 0,0884
• u = 0,0059
• tipe gerhana: gerhana total
• Puncak gerhana: 15 Juni 2011 jam 20:13:09 TD
• Magnitud Penumbral = 2,6892
• Magnitud Umbral = 1,7023. Karena magnitud umbral berharga lebih dari 1, maka gerhana bulannya adalah gerhana total.
• P1, awal penumbra = 17:25:50 TD
• P2 = U1 awal umbra = 18:23:59 TD
• U2, awal total = 19:23:14 TD
• puncak = 20:13:09 TD
• U3, akhir total = 21:03:03 TD
• P3 = U4, akhir umbra = 22:02:18 TD
• P4, akhir penumbra = 23:00:27 TD

Data gerhana matahari dari website gerhana Fred Espenak (NASA) memberikan:
• Puncak gerhana: 15 Juni 2011 jam 20:12:37 UT. = 20:14 TD
• Magnitud Penumbral = 2,6868
Magnitud Umbral = 1,6999
Referensi

1. Ferry M Simatupang, Serba Serbi Tentang Gerhana, http://www.rukyatulhilal.org
2. Jean Meeus, Astronomical Algorithms, Willmann-Bell, Inc., 1991
3. Oliver Montenbruck, Astronomy on the Personal Computer, Springer-Verlag, Berlin, 1994


Ditulis dalam Falakiyah | Bertanda astronomi, bulan, falak, gerhana, ilmu falak, kejadian alam, matahari | Tinggalkan sebuah Komentar »
Gaya Belajar Siswa Menurut David Kolb
8 Desember 2011 oleh naneyan

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses mengisyaratkan bahwa dalam proses pembelajaran, seorang guru seyogyanya dapat memperhatikan karakteristik siswanya. Karakteristiktik siswa sesungguhnya memiliki cakupan yang luas. Salah satu karakteristik siswa yang perlu diperhatikan guru dan akan mewarnai terhadap efektivitas belajar dan pembelajaran yaitu berkenaan dengan gaya belajar siswa.
Secara sederhana, gaya belajar siswa atau student learning style dapat diartikan sebagai karakteristik kognitif, afektif, dan perilaku psikologis seorang siswa tentang bagaimana dia memahami sesuatu, berinteraksi dan merespons lingkungan belajarnya, yang bersifat unik dan relatif stabil.

Dalam berbagai literatur tentang belajar dan pembelajaran, kita akan menjumpai sejumlah konsep tentang gaya belajar siswa, dan salah satunya adalah gaya belajar sebagaimana dikemukakan oleh David Kolb, salah seorang ahli pendidikan dari Amerika Serikat, yang mempopulerkan teori belajar “Experiential Learning” .
Kolb mengklasifikasikan Gaya Belajar Siswa ke dalam empat kecenderungan utama yaitu:
1. Concrete Experience (CE). Siswa belajar melalui perasaan (feeling), dengan menekankan segi-segi pengalaman kongkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Siswa melibatkan diri sepenuhnya melalui pengalaman baru, siswa cenderung lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya.
2. Abstract Conceptualization (AC). Siswa belajar melalui pemikiran (thinking) dan lebih terfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang dihadapi. Siswa menciptakan konsep-konsep yang mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehat, dengan mengandalkan pada perencanaan yang sistematis.
3. Reflective Observation (RO). Siswa belajar melalui pengamatan (watching), penekanannya mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang diamati. Siswa akan menggunakan pikiran dan perasaannya untuk membentuk opini/pendapat, siswa mengobservasi dan merefleksi pengalamannya dari berbagai segi.
4. Active Experimentation (AE). Siswa belajar melalui tindakan (doing), cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya. Siswa akan menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya. Siswa menggunakan teori untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan .
Selanjutnya Kolb mengemukakan, bahwa setiap individu tidak didominasi oleh satu gaya belajar tertentu secara absolut, tetapi cenderung membentuk kombinasi dan konfigurasi gaya belajar tertentu, yang diklasifikasikannya ke dalam 4 (empat) tipe:

Tipe 1. Diverger.
Tipe ini perpaduan antara Concrete Experience (CE) dan Reflective Observation (RO), atau dengan kata lain kombinasi dari perasaan (feeling) dan pengamatan (watching). Siswa dengan tipe Diverger memiliki keunggulan dalam kemampuan imajinasi dan melihat situasi kongkret dari banyak sudut pandang yang berbeda, kemudian menghubungkannya menjadi sesuatu yang bulat dan utuh. Pendekatannya pada setiap situasi adalah “mengamati” dan bukan “bertindak”. Siswa seperti ini menyukai tugas belajar yang menuntutnya untuk menghasilkan ide-ide dan gemar mengumpulkan berbagai informasi, menyukai isu tentang kesusastraan, budaya, sejarah, dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Mereka biasanya lebih banyak bertanya “Why?”. Peran dan fungsi guru yang cocok untuk menghadapi siswa tipe ini adalah sebagai Motivator.
Tipe 2. Assimilator.
Tipe kedua ini perpaduan antara Abstract Conceptualization (AC) dan Reflective Observation (RO) atau dengan kata lain kombinasi dari pemikiran (thinking) dan pengamatan (watching). Siswa dengan tipe Assimilator memiliki keunggulan dalam memahami dan merespons berbagai sajian informasi serta mengorganisasikan merangkumkannya dalam suatu format yang logis, singkat, dan jelas. Biasanya siswa tipe ini cenderung lebih teoritis, lebih menyukai bekerja dengan ide serta konsep yang abstrak, daripada bekerja dengan orang. Mata pelajaran yang yang diminatinya adalah bidang sains dan matematika. Mereka biasanya lebih banyak bertanya “What?”. Peran dan fungsi guru yang cocok untuk menghadapi siswa tipe ini adalah sebagai seorang Expert.
Tipe 3. Converger.
Tipe ini perpaduan antara Abstract Conceptualization (AC) dan Reflective Observation (RO) atau dengan kata lain kombinasi dari berfikir (thinking) dan berbuat (doing). Siswa mampu merespons terhadap berbagai peluang dan mampu bekerja secara aktif dalam setiap tugas yang terdefinisikan secara baik. Siswa gemar belajar bila menghadapi soal dengan jawaban yang pasti, dan segera berusaha mencari jawaban yang tepat. Dia mau belajar secara trial and error hanya dalam lingkungan yang dianggapnya relatif aman dari kegagalan.
Siswa dengan tipe Converger unggul dalam menemukan fungsi praktis dari berbagai ide dan teori. Biasanya mereka punya kemampuan yang baik dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Mereka juga cenderung lebih menyukai tugas-tugas teknis (aplikatif). Dia cenderung tidak emosional dan lebih menyukai bekerja yang berhubungan dengan benda dari pada manusia, masalah sosial atau hubungan antar pribadi.
Mata pelajaran yang yang diminati adalah bidang IPA dan teknik. Mereka biasanya lebih banyak bertanya “How?”. Peran dan fungsi guru yang cocok untuk menghadapi siswa tipe ini adalah sebagai seorang Coach, yang dapat menyediakan praktik terbimbing dan dapat memberikan umpan balik yang tepat.
Tipe 4. Accomodator
Tipe ini perpaduan antara Concrete Experience (CE) dan Active Experimentation (AE) atau dengan kata lain kombinasi antara merasakan (feeling) dengan berbuat (doing). Siswa tipe ini senang mengaplikasikan materi pelajaran dalam berbagai situasi baru untuk memecahkan berbagai masalah nyata yang dihadapinya. Kelebihan siswa tipe ini memiliki kemampuan belajar yang baik dari hasil pengalaman nyata yang dilakukannya sendiri. Mereka suka membuat rencana dan melibatkan dirinya dalam berbagai pengalaman baru yang menantang. Dalam usaha memecahkan masalah, mereka biasanya mempertimbangkan faktor manusia (untuk mendapatkan masukan/informasi) dibanding analisa teknis. Mereka cenderung untuk bertindak berdasarkan intuisi/dorongan hati daripada berdasarkan analisa logis, sering menggunakan trial and error dalam memecahkan masalah, kurang sabar dan ingin segera bertindak. Bila ada teori yang tidak sesuai dengan fakta cenderung untuk mengabaikannya. Mata pelajaran yang disukainya yaitu berkaitan dengan lapangan usaha (bisnis) dan teknik.
Mereka biasanya lebih banyak bertanya “What if?”. Peran dan fungsi guru dalam berhadapan dengan siswa tipe ini adalah berusaha menghadapkan siswa pada “open-ended questions”, memaksimalkan kesempatan siswa untuk mempelajari dan menggali sesuatu sesuai pilihannya. Penggunaan Metode Problem-Based Learning tampaknya sangat cocok untuk siswa tipe yang keempat ini.
=================
Sebagai guru, Anda pasti memiliki pengalaman tertentu dalam menghadapi gaya belajar siswa Anda yang beraneka ragam. Bisakah Anda ceritakan di sini bagaimana pengalaman Anda itu?
Ditulis dalam Umum | Bertanda gaya belajar, guru, karakteristik siswa, murid, siswa | Tinggalkan sebuah Komentar »
HUKUM MENGAMALKAN HADITS DHA’IF
5 Desember 2011 oleh naneyan
Hadits merupakan salah satu sumber hukum Islam, yang fungsinya menjelaskan, mengukuhkan dan ‘melengkapi’ firman Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur’an. Di antara berbagai macam hadits, ada istilah Hadits Dha’f.

Dalam pengamalannya, terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sebagian kalangan ada yang tidak membenarkan untuk mengamalkan Hadts Dha’if. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Hadits tersebut bukan dari Nabi Muhammad SAW. Lalu apakah sebenarnya yang disebut Hadits Dha’if itu? Benarkah kita tidak boleh mengamalkan Hadits Dha’if?

Secara umum Hadits terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
Pertama, Hadits Shahih, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh orang yang adil, punya daya ingatan yang kuat, mempunyai sanad (mata rantai orang-orang yang meriwayatkan hadits) yang bersambung ke Rasulullah SAW, tidak memiliki kekurangan serta tidak syadz (menyalahi aturan umum). Para ulama sepakat bahwa hadits ini dapat dijadikan dalil, baik dalam masalah hukum, aqidah dan lainnya.

Kedua, Hadits Hasan, yakni hadits yang tingkatannya berada di bawah Hadits Shahih, karena para periwayat hadits ini memiliki kualitas yang lebih rendah dari para perawi Hadits Shahih. Hadits ini dapat dijadikan sebagai dalil sebagaimana Hadits Shahih.

Ketiga, Hadits Dha’if, yakni hadits yang bukan Shahih dan juga bukan Hasan, karena diriwayatkan oleh orang-orang yang tidak memenuhi persyaratan sebagai perawi hadits, atau para perawinya tidak mencapai tingkatan sebagai perawi Hadits Hasan.

Hadits Dha’if ini terbagi menjadi dua. Pertama, ada riwayat lain yang dapat menghilangkan dari ke-dha’if-annya. Hadits semacam ini disebut Hadits Hasan li Ghairih, sehingga dapat diamalkan serta boleh dijadikan sebagai dalil syar’i. Kedua, hadits yang tetap dalam ke-dha’if-annya. Hal ini terjadi karena tidak ada riwayat lain yang menguatkan, atau karena para perawi hadits yang lain itu termasuk orang yang dicurigai sebagai pendusta, tidak kuat hafalannya atau fasiq.

Dalam kategori yang kedua ini, para ulama mengatakan bahwa Hadits Dha’if hanya dapat diberlakukan dalam fada’ilul a’mal (keutamaan beramal), yakni setiap ketentuan yang tidak berhubungan dengan akidah, tafsir atau hukum, yakni hadits-hadits yang menjelaskan tentang targhib wa tarhib (janji-janji dan ancaman Allah SWT) sebagaimana diterangkan di dalam kitab “Al-Adzkar” karya Imam Nawawi, cetakan pertama “Maktabah Tijariyah al-Kubra” tahun 1356 H / 1938 M halaman 7 sebagai berikut:



Artinya: “Para ulama hadits dan fiqih serta ulama lainnya berkata: Diperbolehkan bahkan disunnahkan mengamalkan hadits dha’if dalam keutamaan beramal, baik berupa anjuran maupun larangan selama hadits itu bukan hadits maudhu’”.

Bahkan ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa telah terjadi ijma’ di kalangan ulama tentang kebolehan mengamalkan Hadits Dha’if jika berkaitan dengan fadha’ilul a’mal ini. Sedangkan dalam masalah hukum, tafsir ayat Al-Qur’ an, serta akidah, maka apa yang termaktub dalam hadits tersebut tidak dapat dijadikan pedoman. Sebagaimana yang disitir oleh Sayyid ‘Alawi al-Maliki dalam kitabnya Majmu’ Fatawi wa Rasa’il:

“Para ulama ahli Hadits dan lainnya sepakat bahwa Hadits Dha’if dapat dijadikan sebagai pedoman dalam masalah fadha’il al-a’mal. Di antara ulama yang mengatakannya adalah Imam Ahmad bin Hanbal, Ibn Mubarak, dan Sufyan, al-Anbari serta ulama lainnya. (Bahkan) Ada yang menyatakan, bahwa mereka pernah berkata: Apabila kami meriwayatkan (Hadfts) menyangkut perkara halal ataupun yang haram, maka kami akan berhati-hati. Tapi apabila kami meriwayatkan Hadfts tentang fadha’il al-a’mal, maka kami melonggarkannya”. (Majmu’ Fatawi wa Rasa’il, 251)

Akan tetapi, kebolehan ini harus memenuhi tiga syarat. Pertama, bukan hadits yang sangat dha’if. Karena itu, tidak boleh mengamalkan hadits yang diriwayatkan oleh orang yang sudah terkenal sebagai pendusta, fasiq, orang yang sudah terbiasa berbuat salah dan semacamnya.

Kedua, masih berada di bawah naungan ketentuan umum serta kaidah-¬kaidah yang universal. Dengan kata lain, hadits tersebut tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah agama, tidak sampai menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal.

Ketiga, tidak berkeyakinan bahwa perbuatan tersebut berdasarkan Hadits Dha’if, namun perbuatan itu dilaksanakan dalam rangka ihtiyath atau berhati-hati dalam masalah agama.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kita tidak harus dengan keras menolak Hadits Dha’if. Karena, dalam hal-hal tertentu masih diperkenankan mengamalkannya dengan syarat-syarat sebagaimana diterangkan di atas.
Ditulis dalam Agama | Bertanda dhoif, fadloilul amal, hadits, islam, sunnah | Tinggalkan sebuah Komentar »
Koefisien Reaksi
4 Desember 2011 oleh naneyan
Koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah partikel dari zat yang terlibat dalam reaksi. Oleh karena 1 mol setiap zat mengandung jumlah partikel yang sama, maka perbandingan jumlah partikel sama dengan perbandingan jumlah mol. Jadi, koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi.
Untuk reaksi:
N2(g) + 3 H2(g) –> 2 NH3(g)
koefisien reaksinya menyatakan bahwa 1 molekul N2 bereaksi dengan 3 molekul H2 membentuk 2 molekul NH3 atau 1 mol N2 bereaksi dengan 3 mol H2 menghasilkan 2 mol NH3 (koefisien 1 tidak pernah ditulis) Dengan pengertian tersebut, maka banyaknya zat yang diperlukan atau dihasilkan dalam reaksi kimia dapat dihitung dengan menggunakan persamaan reaksi setara. Apabila jumlah mol salah satu zat yang bereaksi diketahui, maka jumlah mol zat yang lain dalam reaksi itu dapat ditentukan dengan menggunakan perbandingan koefisien reaksinya.
1. Aluminium larut dalam larutan asam sulfat menghasilkan larutan aluminium sulfat
dan gas hidrogen. Persamaan reaksinya:

diketahui perbandingan koefisien Al : H2SO4 : Al2(SO4)3 : H2 adalah 2 : 3 : 1 : 3
Jumlah mol gas hidrogen
=
=
=0,75 mol
Jumlah mol larutan aluminium sulfat
=
=
=0,5 mol
Jadi,

2. 5,6 gram besi (Ar Fe = 56) dilarutkan dalam larutan asam klorida sesuai reaksi:
2 Fe(s) + 6 HCl(aq) –> 2 FeCl3(aq) + 3 H2(g)
Tentukan volume H2 yang dihasilkan pada keadaan standar (STP)!
Jawab:
Mol Fe
=
=
=0,1 mol
Perbandingan koefisien Fe : H2 = 2 : 3
Perbandingan koefisien Fe : H2 = 2 : 3
=
=
=0,15 mol
Volume H2 pada keadaan standar (STP) adalah:
V = n × Vm
V = 0,15 mol × 22,4 liter/mol = 3,36 liter
3. Sebanyak 32 gram kalsium karbida (CaC2) dilarutkan dalam air menghasilkan gas
asetilena (C2H2) menurut reaksi:

Tentukan:
a. mol CaC2
b. massa Ca(OH)2 yang dihasilkan
c. volume gas asetilena yang dihasilkan pada keadaan standar (Ar Ca = 40, C = 12, O
= 16, dan H = 1)
Jawab:
a. Mol CaC2
= Massa CaC2/ Mr CaC2
= 32 gram / 64 gram/mol
= 0,5 mol
b. Perbandingan koefisien CaC2 : Ca(OH)2 : C2H2 = 1 : 1 : 1
Mol Ca(OH)2
=
= 1/1 × 0,5 mol
= 0,5 mol
Massa Ca(OH)2
= n × Mr Ca(OH)2
= 0,5 mol × 74 gram/mol
= 37 gram
c. Mol C2H2
=
= 1/1 × 0,5 mol
= 0,5 mol
Volume C2H2 pada keadaan standar = n × 22,4 liter/mol
= 0,5 mol × 22,4 liter/mol = 11,2 liter
(James E. Brady, 1990)
Ditulis dalam Kimia | Bertanda jumlah zat, koefisien, perbandingan mol, reaksi | 2 Komentar »
Cara menentukan hari pada excel
4 Desember 2011 oleh naneyan
untuk menampilkan hari dan pasaran dari tanggal tertentu di excel dapat di copy data vb berikut Function Hari(ByVal Tgl As Date) As String
Hari = Choose(Weekday(Tgl), _
“Minggu”, “Senin”, “Selasa”, _
“Rabu”, “Kamis”, “Jum’at”, “Sabtu”)
End Function
Function Pasaran(ByVal Tgl As Date) As String
Dim l
Dim s
Dim InitialDate As Date
InitialDate = DateValue(“02/01/1970″)
l = DateDiff(“s”, InitialDate, Tgl) * 1000
s = l + 86400000
s = s / 432000000
s = Round((s – Int(s)) * 10) / 2
l = Abs(Round(s))
If l > 4 Then l = 0
Pasaran = Choose(l + 1, _
“Wage”, “Kliwon”, “Legi”, _
“Pahing”, “Pon”)
End Function

semoga bermanfaat
Ditulis dalam Umum | Bertanda excel, hari, hari pasaran, pasaran, vb | Tinggalkan sebuah Komentar »
Hari Asyuro
4 Desember 2011 oleh naneyan
Yaumu Asyuro adalah hari pada tanggal 10 Muharram, dimana pada tanggal 10 Muharram ini banyak sekali kejadian yang sangat fenomenal diantaranya :
1. Diselamatkannya Nabi Musa beserta pengikutnya dari musuh-musuhnya sebagaimana Hadits Nabi :
حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – قَالَ قَدِمَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – الْمَدِينَةَ ، فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ ، فَقَالَ « مَا هَذَا » . قَالُوا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ ، هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِى إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ ، فَصَامَهُ مُوسَى . قَالَ « فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ » . فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Diceritakan dari Abdullah bin Abbas : pada saat Nabi Muhammad SAW datang di Madinah beliau mengetahui orang yahudi berpuasa pada hari Asyuro, maka beliau bertanya “ini hari apa?” mereka menjawab ” ini adalah hari yang baik dimana Allah menyelamatkan Nabinya Bani Isroil dari musuhnya, maka Nabi Musa berpuasapa da hari itu. kemudian Nabi Muhammad berkata “Saya lebih berhak atas Nabi Musa daripada kalian semua, maka Nabi Muhammad berpuasa pada hari Asyuro dan memerintahkan berpuasa pada hari Asyuro”.
2. Hari Asyuro merupakan puasa yang dilakukan Nabi beserta kaum muslimin sebelum diwajibkannya puasa Romadlon.
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ ح وَحَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ – وَاللَّفْظُ لَهُ – حَدَّثَنَا أَبِى حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ أَخْبَرَنِى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ رضى الله عنهما أَنَّ أَهْلَ الْجَاهِلِيَّةِ كَانُوا يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَامَهُ وَالْمُسْلِمُونَ قَبْلَ أَنْ يُفْتَرَضَ رَمَضَانُ فَلَمَّا افْتُرِضَ رَمَضَانُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ عَاشُورَاءَ يَوْمٌ مِنْ أَيَّامِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ »
diceritakan dari Nafi’ yang mendapatkan dan Abdullah bin Umar : sesungguhnya Kaum jahiliyah berpuasa pada hari Asyuro, begitu juga dengan Nabi Muhammad SAW beserta kaum muslimin sebelum diwajibkannya puasa Romadlon. pada saat puasa Romadlon diwajibkan beliau berkata “sesungguhnya hari Asyuro merupakan salah satu hari milikNYA Allah, maka siapa yang mau berpuasa maka berpuasalah, jika tidak maka tinggalkanlah”.
3. dalam berpuasaAsyu ro dianjurkan beserta tanggal 9 muharomnya agar beda dengan orang yahudi dan nasroni
وَحَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِىٍّ الْحُلْوَانِىُّ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِى مَرْيَمَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنِى إِسْمَاعِيلُ بْنُ أُمَيَّةَ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا غَطَفَانَ بْنَ طَرِيفٍ الْمُرِّىَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – يَقُولُ حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ ». قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
pada saat Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyuro, dan Nabi memerintahkan untuk berpuasa, Abdullah bin Abbas berkata “Ya Rasulullah Hari Asyuro itu-itu merupakan hari yang dimulyakan oleh kaum Yahudi dan Nasrani ” Rasulullah SAW berkata “Tahun depan Insyaallah saya juga berpuasa pada tanggal 9 Muharronya, Abdullah Bin Abbas berkata Rosul tidak sampai pada tahun depan karena beliau telah wafat”.
4. Puasa Hari Asyuro dapat melebur dosa setahun yang telah lewat:
وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِىُّ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ جَمِيعًا عَنْ حَمَّادٍ – قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ – عَنْ غَيْلاَنَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ الزِّمَّانِىِّ عَنْ أَبِى قَتَادَةَ رَجُلٌ أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ كَيْفَ تَصُومُ فَغَضِبَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَلَمَّا رَأَى عُمَرُ – رضى الله عنه – غَضَبَهُ قَالَ رَضِينَا بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ غَضَبِ اللَّهِ وَغَضَبِ رَسُولِهِ. فَجَعَلَ عُمَرُ – رضى الله عنه – يُرَدِّدُ هَذَا الْكَلاَمَ حَتَّى سَكَنَ غَضَبُهُ فَقَالَ عُمَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ بِمَنْ يَصُومُ الدَّهْرَ كُلَّهُ قَالَ « لاَ صَامَ وَلاَ أَفْطَرَ – أَوْ قَالَ – لَمْ يَصُمْ وَلَمْ يُفْطِرْ ». قَالَ كَيْفَ مَنْ يَصُومُ يَوْمَيْنِ وَيُفْطِرُ يَوْمًا قَالَ « وَيُطِيقُ ذَلِكَ أَحَدٌ ». قَالَ كَيْفَ مَنْ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا قَالَ « ذَاكَ صَوْمُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ ».
قَالَ كَيْفَ مَنْ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمَيْنِ قَالَ « وَدِدْتُ أَنِّى طُوِّقْتُ ذَلِكَ ». ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « ثَلاَثٌ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ فَهَذَا صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
5. Hari Asyuro pada tahun ini jatuh pada hari selasa tanggal 6 Desember 2011 sedangkan hari tatsu’a adalah hari senin 5 Desember 2011. mari kita berpuasadan memperbanyak shodaqoh padahari asyuro tersebut semua kita niatkan karena Allah. adapun do’anya hari asyuro adalah sebagai berikut silahkan download di sini:
Doa 10 Muharram (Hari ‘Asyura)
Semoga bermanfaat dan menambahkeikhlasa n dan ketaqwaaan kita amin.
wallahu a’lam bishowaf
Ditulis dalam Agama, Umum, Uncategorized | Bertanda 10 muharrom, 10 suro, asyuro, hari asyura, muharrom, suro | Tinggalkan sebuah Komentar »
Analisis Ulangan Harian
1 Desember 2011 oleh naneyan
Sebagai seorang guru menganalisis Ulangan harian adalah merupakan kewajiban, namun kalo melihat jlimetnya wah lebih baik ngajar seharian penuh kalo harus mikir analisis.
itu dulu sebelum ada ungkapan yan ditujukan pada guru “TI adalah dunia Anda”, lha sekarang udah ada programnya dengan menggunakan excel udah beres gak usah ribet2 tinggal mengisi kolom yang tersedia dan memasukkan nilai masing2 siswa pada tiap item soal yang digunakan da beres tinggal ngeprin tiap halamannya da selesai. bagi teman2 yang butuh silahkan download di sini
Analisis Ulangan Harian (Essay)

Ditulis dalam Kimia, Umum | Bertanda Analisis, ANUH, kimia, Kinerja Guru, Perangkat, PKB, Ulangan Harian | 4 Komentar »
Doa akhir dan awal tahun Hijriyah
26 November 2011 oleh naneyan
Beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun baru Islam, yaitu tahun 1433 Hijriyah. Meskipun banyak dari sebagian kita umat Islam yang memandang ‘biasa-biasa saja’ tahun baru Islam ini namun sesungguhnya saat pergantian tahun baru Islamlah saat yang paling tepat untuk memulai sebuah resolusi baru.
‘Resolusi baru’, seperti itulah ungkapan yang banyak diucapkan oleh sebagian saudara-saudara kita saat mereka merayakan pergantian tahun baru Masehi. Namun sebenarnya momen yang tepat untuk memulai resolusi baru adalah ketika pergantian tahun baru Islam. Mengapa?
Untuk menjawab pertanyaan di atas kita akan melihat sekilas jauh ke belakang tentang asal muasal dimulainya perhitungan tahun/kalendar Islam (hijriyah). Ketika itu khalifah Umar bin Khattab ra. setelah berunding dengan beberapa penasihatnya akhirnya memutuskan untuk menggunakan tahun dimana Rasulullah Saw. berhijrah dari Mekah ke Madinah sebagai awal permulaan perhitungan kalendar Islam. Momentum hijrah Rasulullah Saw. dianggap mewakili ‘era baru’, karena bukan halnya saat itu Rasulullah berhasil meloloskan diri dari kota Mekkah yang sudah tidak kondusif lagi bagi perkembangan dakwah beliau namun juga keputusannya untuk berhijrah ke Madinah membawa pelita terang bagi kebangkitan Islam sehingga beliau berhasil membangun pondasi mental dan spiritual bagi umat Islam yang terasa sampai sekarang ini.
Para shalihin mengajarkan kita untuk berdoa ketika menjelang pergantian tahun. Dan dibawah ini adalah doa akhir tahun dan awal tahun yang lafadznya cukup terkenal karena banyak terdapat di buku-buku doa.
Doa Akhir Tahun
Bacalah doa ini tiga kali saat menjelang akhir tahun baru Islam, bisa dilakukan sesudah ashar atau sebelum maghrib pada tanggal 29 atau 30 Dzulhijah. Dengan doa ini kita memohon ketika kita akan mengakhiri perjalanan tahun yang akan ditinggalkan ini akan mendapatkan ampunan dari Allah Swt. atas perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh-Nya, dan apabila dalam tahun yang akan ditinggalkannya itu ada perbuatan-perbuatan yang diridhai oleh Allah Swt yang kita kerjakan, maka mohonlah agar amal shaleh tersebut diterima oleh Allah Swt.

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim
Wa shallallaahu ‘ala sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam.
Allaahumma maa ‘amiltu fi haadzihis-sanati mimmaa nahaitani ‘anhu falam atub minhu wa lam tardhahu wa lam tansahu wa halamta ‘alayya ba’da qudratika ‘alaa uquubati wa da’autani ilattaubati minhu ba’da jur’ati alaa ma’siyatika fa inni astaghfiruka fagfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimma tardhaahu wa wa’adtani ‘alaihits-tsawaaba fas’alukallahumma yaa kariimu yaa dzal-jalaali wal ikram an tataqabbalahuu minni wa laa taqtha’ rajaai minka yaa karim, wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin Nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa ‘aalihii wa sahbihii wa sallam
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW,beserta para keluarga dan sahabatnya. Ya Allah, segala yang telah ku kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu, sedang kami belum bertaubat, padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk saya, dan Engkau telah mengajak saya untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat. Karena itu ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu.
Segala apa yang telah saya kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan, semoga berkenan menerima amal kami dan semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah.
Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu kami Muhammad, Nabi yang Ummi dan ke atas keluarga dan sahabatnya.

Doa Awal Tahun
Bacalah doa ini tiga kali saat kita memasuki tanggal 1 Muharam. Bisa dilakukan selepas maghrib atau pun sesudahnya. Dengan doa ini kita sebagai Mu’min memohon kepada Allah Swt. agar dalam memasuki tahun baru ini kita dapat meningkatkan amal kebajikan dan ketaqwaan.

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim
Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam.
Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa ‘alaa fadhlikal-’azhimi wujuudikal-mu’awwali, wa haadza ‘aamun jadidun qad aqbala ilaina nas’alukal ‘ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa’ihi wa junuudihi wal’auna ‘alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu’i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni
ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.
Ya Allah Engkaulah Yang Abadi, Dahulu, lagi Awal. Dan hanya kepada anugerah-Mu yang Agung dan Kedermawanan-Mu tempat bergantung.
Dan ini tahun baru benar-benar telah datang. Kami memohon kepada-Mu perlindungan dalam tahun ini dari (godaan) setan, kekasih-kekasihnya dan bala tentaranya. Dan kami memohon pertolongan untuk mengalahkan hawa nafsu amarah yang mengajak pada kejahatan,agar kami sibuk melakukan amal yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, Nabi yang ummi dan ke atas para keluarga dan sahabatnya.
Ditulis dalam Agama | Bertanda akhir tahun, awal tahun, doa, hijriyah, islam, muharram, tahun baru islam | 18 Komentar »
Tulisan Sebelumnya »
• jumlah yang mampir
o 13,415 orang
• suhu di Lamongan
http://weather.yahoo.com/badge/?id=1047716&u=c&t=lawn&l=tinyLamongan Weather from Yahoo! Weather
• Kategori
o Agama (15)
o Falakiyah (5)
o Kimia (31)
o Umum (12)
o Uncategorized (23)
• Tanggal Hari ini
• Tulisan Terkini
o Tentang Ujian Nasional 2012 [ Permendikbud No. 59 Tahun 2011, POS, dan Kisi-Kisi ]
o Visualisasi Gerhana Bulan Total 10 Desember 2011
o Gerhana
o Gaya Belajar Siswa Menurut David Kolb
o HUKUM MENGAMALKAN HADITS DHA’IF
• Arsip
• Halaman
o Buku Tamu
o Tentang Kami

• citra bulan hari ini
Blog pada WordPress.com.
Theme: MistyLook by Sadish.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar