Welcome To Our English Conversation Club SMA Negeri 1 Sekaran Lamongan

Selasa, 07 Agustus 2012

bung karno


"Saya tidak tahu, akan diberi hidup oleh Tuhan sampai umur berapa.
Tetapi permohonanku kepadaNya ialah, supaya hidupku itu hidup yang manfaat.
Manfaat bagi Tanah Air dan Bangsa, Manfaat Bagi sesama manusia.
Permohonanku ini saya panjatkan pada tiap-tiap sembahyang.
Sebab Dialah Asal segala Asal,
Dialah “ Purwaning Dumadi/ Sangkan Paraning Dumadi”
[Soekarno, 6 Juli1957]
Foto Bung Karno Sholat Di Masjid Amerika
Dalam rangka kunjungan Presiden Sukarno ke Amerika Serikat tahun 1956. Ketika tiba saatnya shalat, Bung Karno dan rombongan menuju salah satu masjid di sana untuk bersujud. Foto-foto berikut terasa sejuk kalau kita resapi dalam hati. Karenanya saya merasa tidak perlu berpanjang kata mengomentari ataupun memuji. Kita nikmati saja deretan foto di bawah ini, sambil membenamkan imaji sedalam-dalamnya….
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRv5zFFHUKnv47LQwMt-i3RybOCUG39-0BljCZ1UzgJQZFmDmeVxkTmYtZvqqcL2KNAicsmhZlED217uwrhl7YD_fjRkUOqdegDp_U29zP14_IxrV-093poqpR_vxu2-2QxmIdZuJUEQ4/s400/ffxch7je.jpg
Bung Karno, dengan tongkat komandonya berjalan kaki melintasi koridor masjid
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIUYteCw-es57r63noAKXB_87nE66kds3Th5vRel7GeWNeUYmj12UC8gkZiA-wJpM0h9J1YBr_TYkNnvvC9NYaDQREg1J_pdNJ5ACskVvKbEF2LHLg53-rPkB8eu4dUKjiCrMB6SeDHJ8/s400/abyxkerr.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaueiQ5qjxC7E5xYNGU6fnHpevQX_lgKDFnkb6oDz_5Yzhzhq5ivereypObs_gTsnfJX1ndIU79wsMVOwuB5_gMq0cLN7zKuOvy0hK_SrdLZhZXdlUQYuiVJmjJdiHTMh6408FpGCW4AE/s400/ukcjwulv.jpg

Usai shalat berjamaah, Bung Karno berdoa sejenak. Sejurus kemudian, ia bangkit berdiri lagi untuk kembali melaksanakan shalat sunah dua raka’at…. Anggota rombongan lain, ada yang mengikuti Bung Karno shalat sunah, ada yang tekun berdzikir, ada pula yang beringsut mundur, dan menunggu di luar masjid.



Usai shalat, tak pernah lupa Bung Karno khusuk berdoa. Tampak di sebelah kiri Bung Karno adalah Roeslan Abdulgani. Diplomat muda, pahlawan pada pertempuran heroik 10 November 1945 di Surabaya. Ia kemudian diangkat menjadi Menteri Luar Negeri, dan termasuk tokoh di balik Konferensi Asia Afrika Bandung yang bersejarah itu. Roeslan Abdulgani wafat 29 Juni 2005 dalam usia 91 tahun.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz36DGXTfE8umm5JgQyokxHqAmSfF4uDsVq-3I9fG755v6pClOzxa8Z3KhfaBLPQMFdZ63UlF0DHmGiA6WXbDCmLeZhcbjOiRq0ETO_q-jmd2QSBzAuGW99BOSQM0dDWJr5Q8m4xrhFhI/s400/llsopwq2.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9_9Xd6a-0_JXux0jeUxkCYXPZ2ZedgIvbSFJohcX7EqR0AnBFZRkBF2HMPB8DJ_YusSKT5TH3OjPh_Zpr-BKQzoyiZ462Qq-_FoKp-90wt0pGPdXKKrjGdd7t2yWwsz-YMYbxODpc0tY/s400/mbrxawef.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-24b5m9U3juuuD6pjSr_rJcStexA506PTvlXj-2cXV7ijJL3OX4cGBT1Qk3DrYjig5LMhR3GcPhtjpEyuQsq28wcuEdDVa2mr2j9uC41J7qXwyDSRtwGEzuioZ06P69cDiTlCS0FltWg/s400/cispiaex.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxUfattIwV4VQwKk6vVH7lD2gwOIzWL8jLIa5gVb_retF1bFJ8vP1OvfUKyls2NzU326_JlwjFmRzymGK0uy6JzJEKi4fxQ2v3UFh7vpN-DZwUz4Abcjd28GegTkFHnXrWlWM7H26lzP8/s400/zztovcwx.jpg

Usai shalat, ia kembali melanjutkan protokol kunjungan kenegaraannya. Antara lain menggelar pembicaraan bilateral dengan Presiden Dwight Eisenhower yang dikisahkan “kurang mesra”.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrUB07uoohhdRKlKv3JhvtTk0NO3tx0OjUzHItxMyLui71R2HpQuIv1MPKGfP64EWH8Xs4qTVQJj0bfJYXShOx09d9Wh9edhkShwopGK8JSXgwI834Mtg1OZ2-traklLDKmgF-vnUoyBE/s400/qhvoekxl.jpg

Seperti umumnya jemaah masjid, begitu pula Bung Karno. Di dalam masjid, tidak ada presiden, tidak ada menlu, tidak ada pejabat. Yang ada hanya imam dan makmum. Begitu pula usai shalat, Bung Karno dengan santai duduk di tangga masjid untuk mengenakan sepatu, seperti halnya jemaah yang lain.

Usai shalat, ia kembali melanjutkan protokol kunjungan kenegaraannya. Antara lain menggelar pembicaraan bilateral dengan Presiden Dwight Eisenhower yang dikisahkan “kurang mesra”.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGHw5c0jdhF4niun4eDfQnRTzl1FVPjlQKJ9LZNDhrcHsuOneK-3CSsT65My8z7FSwv5hwKXZCcPdSSJIWZ8x2XEyJ89gUYrI10TJ6690AIu0nUIJUr42X1OqBk__bywXmOp_INwC2TRM/s400/iswqtqqf.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgS8EFAH0trw-YBDcg22bFNVwNgO7j14bKn2rCd-md7ywn7xiGKWqEVqAVR3k6UL7mowkPDGmXt1Adr_eUH6nFs0WRIL3V3Z69YBBSYrvP2Iim4uIff2wc-BMPIzf5KZGN46HUNltY9z7o/s400/eb1y0js5.jpg

"Saya tidak tahu, akan diberi hidup oleh Tuhan sampai umur berapa.
Tetapi permohonanku kepadaNya ialah, supaya hidupku itu hidup yang manfaat.
Manfaat bagi Tanah Air dan Bangsa, Manfaat Bagi sesama manusia.
Permohonanku ini saya panjatkan pada tiap-tiap sembahyang.
Sebab Dialah Asal segala Asal,
Dialah “ Purwaning Dumadi/ Sangkan Paraning Dumadi”
[Soekarno, 6 Juli1957]

Jumat, 03 Agustus 2012

Managemen Keuangan Sekolah

Konsep Dasar Manajemen Keuangan Sekolah

A. Pengertian Manajemen Keuangan
Konsep Dasar manajemen keuanganManajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut menentukan  berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah.  Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian. 
Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggungjawaban (Lipham, 1985; Keith, 1991)
Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan  Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.
B. Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah:
  1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
  2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
  3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
C. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.
1. Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah. Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah.
2.  Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah , (2) adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat
3.  Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Effectiveness ”characterized by qualitative outcomes”. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
4.  Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efficiency ”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya:
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.
Ragam efisiensi dapat dijelaskan melalui hubungan antara penggunaan waktu, tenaga, biaya dan hasil yang diharapkan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
efisiensi
Hubungan penggunaan waktu, tenaga, biaya dan hasil yang diharapkan
Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan daya C dan hasil D yang paling efisien, sedangkan penggunaan daya A dan hasil D menunjukkan paling tidak efisien.
b. Dilihat dari segi hasil
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya.
Ragam efisiensi tersebut dapat dilihat dari gambar berikut ini:
efektif
Hubungan penggunaan waktu, tenaga, biaya tertentu dan ragam hasil yang diperoleh
Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil B paling tidak efisien. Sedangkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil D paling efisien.
Tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya pelayanan terhadap masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.
=====================
Diambil  dan adaptasi dari Materi Pembinaan Profesi Kepala Sekolah/Madrasah. Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan Nasional. 2007)
=====================
Daftar Rujukan
Campbell, Roald F., Edwin M.Bridges, dan Raphael O.Nystrand. 1983. Introduction to Educational Administration. 5th edition. Boston: All