"Saya
tidak tahu, akan diberi hidup oleh Tuhan sampai umur berapa.
Tetapi permohonanku kepadaNya ialah, supaya hidupku itu hidup yang manfaat.
Manfaat bagi Tanah Air dan Bangsa, Manfaat Bagi sesama manusia.
Permohonanku ini saya panjatkan pada tiap-tiap sembahyang.
Sebab Dialah Asal segala Asal,
Dialah “ Purwaning Dumadi/ Sangkan Paraning Dumadi”
[Soekarno, 6 Juli1957]
Tetapi permohonanku kepadaNya ialah, supaya hidupku itu hidup yang manfaat.
Manfaat bagi Tanah Air dan Bangsa, Manfaat Bagi sesama manusia.
Permohonanku ini saya panjatkan pada tiap-tiap sembahyang.
Sebab Dialah Asal segala Asal,
Dialah “ Purwaning Dumadi/ Sangkan Paraning Dumadi”
[Soekarno, 6 Juli1957]
Foto Bung Karno Sholat Di
Masjid Amerika
Dalam
rangka kunjungan Presiden Sukarno ke Amerika Serikat tahun 1956. Ketika tiba
saatnya shalat, Bung Karno dan rombongan menuju salah satu masjid di sana untuk
bersujud. Foto-foto berikut terasa sejuk kalau kita resapi dalam hati.
Karenanya saya merasa tidak perlu berpanjang kata mengomentari ataupun memuji.
Kita nikmati saja deretan foto di bawah ini, sambil membenamkan imaji
sedalam-dalamnya….
Bung Karno, dengan tongkat komandonya berjalan kaki
melintasi koridor masjid
Usai shalat berjamaah, Bung Karno berdoa sejenak. Sejurus
kemudian, ia bangkit berdiri lagi untuk kembali melaksanakan shalat sunah dua
raka’at…. Anggota rombongan lain, ada yang mengikuti Bung Karno shalat sunah,
ada yang tekun berdzikir, ada pula yang beringsut mundur, dan menunggu di luar
masjid.
Usai shalat, tak pernah lupa Bung Karno khusuk berdoa. Tampak di sebelah kiri Bung Karno adalah Roeslan Abdulgani. Diplomat muda, pahlawan pada pertempuran heroik 10 November 1945 di Surabaya. Ia kemudian diangkat menjadi Menteri Luar Negeri, dan termasuk tokoh di balik Konferensi Asia Afrika Bandung yang bersejarah itu. Roeslan Abdulgani wafat 29 Juni 2005 dalam usia 91 tahun.
Usai shalat, ia kembali melanjutkan protokol kunjungan
kenegaraannya. Antara lain menggelar pembicaraan bilateral dengan Presiden
Dwight Eisenhower yang dikisahkan “kurang mesra”.
Seperti umumnya jemaah masjid, begitu pula Bung Karno. Di dalam masjid, tidak ada presiden, tidak ada menlu, tidak ada pejabat. Yang ada hanya imam dan makmum. Begitu pula usai shalat, Bung Karno dengan santai duduk di tangga masjid untuk mengenakan sepatu, seperti halnya jemaah yang lain.
Usai shalat, ia kembali melanjutkan protokol kunjungan kenegaraannya. Antara lain menggelar pembicaraan bilateral dengan Presiden Dwight Eisenhower yang dikisahkan “kurang mesra”.
"Saya tidak tahu,
akan diberi hidup oleh Tuhan sampai umur berapa.
Tetapi permohonanku kepadaNya ialah, supaya hidupku itu hidup yang manfaat.
Manfaat bagi Tanah Air dan Bangsa, Manfaat Bagi sesama manusia.
Permohonanku ini saya panjatkan pada tiap-tiap sembahyang.
Sebab Dialah Asal segala Asal,
Dialah “ Purwaning Dumadi/ Sangkan Paraning Dumadi”
[Soekarno, 6 Juli1957]
Tetapi permohonanku kepadaNya ialah, supaya hidupku itu hidup yang manfaat.
Manfaat bagi Tanah Air dan Bangsa, Manfaat Bagi sesama manusia.
Permohonanku ini saya panjatkan pada tiap-tiap sembahyang.
Sebab Dialah Asal segala Asal,
Dialah “ Purwaning Dumadi/ Sangkan Paraning Dumadi”
[Soekarno, 6 Juli1957]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar